"DAN UCAPKANLAH KEPADA IBU-BAPAKMU PERKATAAN YANG MULIA DAN RENDAHKANLAH
DIRIMU TERHADAP KEDUANYA DENGAN PENUH KASIH SAYANG DAN DO'AKANLAH:'WAHAI ROBB-KU,
KASIHANILAH KEDUANYA SEPERTI KEDUANYA TELAH MENDIDIK AKU DI WAKTU AKU KECIL'."
(QS. AL ISRAA':23-24)
Do'a yang tertuang dalam cuplikan surat Al Isra' diatas, sudah teramat sering
kita lafalkan. Bahkan mungkin sejak kita masih duduk si bangku Te-Ka sudah kita
hafal di luar kepala. Bahkan karena hafalnya, sampai kita tidak mengetahui apa
makna yang terkandung di dalamnya.
Dapatkah anda bayangkan betapa Ayah dan Ibu kita teramat sayang terhadap buah
hatinya. Ketika dalam kandungan, kita sangat menyusahkan Ibu. Bisakah kita bayangkan
betapa menderitanya Ibu ketika usia kandungannya sudah semakin tua dan beratnya
pun bertambah-tambah ??
Dan ketika sang bayi ngotot untuk melongok dunia, sang Ibu harus meregang nyawa
! Dan ketika usia masih dalam hitungan bulan atau bahkan masih dalam hitungan
hari (masih bayi) betapa seorang ibu teramat hati-hati merawat kita. Dengan
segenap jiwanya, ia pertaruhkan hidupnya demi sang bayi mungil yang ternyata
justru teramat sangat bandel. Jika tiba waktu malam, ketika sang Ibu lelah seharian
merawat kita, dengan tanpa dosa kita akan pontang-panting pergi ke Dokter. Bayangkan,
siang-malam kita menyusahkan mereka !!
Tapi adakah Ayah dan Ibu mengeluhkan hal itu ?? Sadari dan ingatlah, betapa
sayangnya, betapa cinta dan kasih mereka pada kita. Semua derita mereka jalani
dengan tabah dan kesadaran penuh, bahwa inilah kewajiban mereka, menjaga amanah
dari Allah. Sakitnya seorang Ibu melahirkan akan lenyap ketika ia tahu bahwa
bayinya selamat, dan kelelahan sang Ayah bekerja memenuhi kebutuhan anaknya,
akan lenyap ketika ia mampu mengikuti perkembangan bayinya dari umur sehari
hingga ia tumbuh menjadi manusia dewasa, dan mampu memenuhi semua kebutuhan
anaknya. Dan kebahagiaan mereka berdua adalah ketika mereka mampu mendidik anaknya
hingga anaknya menjadi anak yang berbakti pada agama dan pada kedua orang tuanya,
mampu menghantarkan putra-putrinya ke jenjang kehidupan dimana peran orang tua
tergantikan oleh pasangan hidupnya.
Dari uraian diatas, masihkah kita BERANI MEMBANTAH apa yang orang tua kita
katakan kepada kita ?? Betapa kita telah menjadi anak durhaka jika kita mengatakan,
"SIAPA TAKUT "?? (emangnya iklan shampo ?) pd orang tua kita ??
RasuluLLah SAW bersabda : "Maukah aku menunjukkan kepadamu dosa yang besar
? Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua "
Sekali-kali kalian jangan membuat mereka sakit hati ataupun sedih. Ingat, bahwa
keridhoan Allah dalam keridhoan Ibu-Bapak dan kemurkaan-Nya dalam kemurkaan
Ibu-Bapak. Selain itu, kita juga tahu bahwa do'a orang tua itu mustajab, bila
mereka marah dan mendo'akan yang buruk untuk kita (walau di luar kesadarannya)
maka, masa depan dunia akhirat kita terancam suram.
Lakukan apa yang mereka inginkan dari kita selagi tuntutan itu tidak keluar
dari rel syari'at. Karena adalah hak mereka sebagai orang tua yang menginginkan
anaknya menjadi seseorang seperti kehendak mereka. Dan adalah kewajiban kita
sebagai anak memenuhi apa yang mereka inginkan. Kewajiban orang tua adalah memenuhi
semua kebutuhan kita dan itu adalah hak kita untuk mendapatkan semua kebutuhan
kita.
Sekarang setelah kita sadari hak dan kewajiban masing-masing, sudahkah kita
lakukan kewajiban sebagai anak dan apakah hak-hak orang tua sudah kita penuhi
? Adakah terpercik setetes kasih di hati untuk mencintai mereka setulus mereka
mencintai kita ? Terbayangkah di benak, bagaimana membalas semua yang telah
mereka curahkan ?
Sebuah kisah di zaman RasuluLLah, Abu Darda berkata, ada seseorang yang datang
kepadanya dan bercerita: "Ayahku selalu mengaturku, meskipun aku sudah dinikahkan.
Dan kini beliau memerintahkan agar aku menceraikan istriku !". Kemudian Abu
Darda menyampaikan apa yang didengarnya dari RasuluLLah kepada orang tua itu.
RasuluLLah bersabda, "Ayah itu menduduki pertengahan pintu-pintu surga, maka
peliharalah pintu itu kalau kalian mau, atau tinggalkanlah".
Dari kisah diatas, kita tidak membeda-bedakan bakti pada Ayah saja dan Ibu
saja, sebab keduanya sama-sama mencintai, menyayangi dan merawat tanpa minta
pamrih apapun. Berbaktilah kepada kedua-duanya, memenuhi apa-apa yang menjadi
hak mereka dan melaksanakan kewajiban kita sebagai anak mereka.
Mencintai mereka dengan segenap jiwa seperti mereka menyayangi dan merawat
kita. Jadikan bakti pada orang tua sebagai refleksi ketaatan pada Allah Azza
wa Jalla. Wallohu a'lam bish Showab.
--------------------------------
Sumber : Nusi Edisi 15 Dedicated to : OrTuku Tersayang..Maafkan aku yang belum berbakti kepadamu..Taujih Buatku.
By : 4121X13 (Saat Rindu dan Cinta pada Syurga dan Syahid begitu 'indah '..)
Sumber : Nusi Edisi 15 Dedicated to : OrTuku Tersayang..Maafkan aku yang belum berbakti kepadamu..Taujih Buatku.
By : 4121X13 (Saat Rindu dan Cinta pada Syurga dan Syahid begitu 'indah '..)
0 komentar:
Posting Komentar