Apakah
anda tertarik dengan politik? Inginkah anda jadi CALEG? Siapkah anda
jadi CALEG? Atau jangan-jangan anda sudah CALEG. Mudah-mudahan anda
benar-benar CALEG, bukan CALEG.
CALEG = Cerdas - Aktif - Lembut - Empati - Giat (bekerja)
Seorang muslim, apalagi mengaku politisi, dituntut untuk mampu bersikap, bertutur kata dan bekerja secara Cerdas. Itu sudah pasti. Kalau nggak cerdas, ya jadi preman aja ...
Kemudian dia harus Aktif mengambil inisiatif dalam hal-hal yang memerlukan amar ma'ruf nahi munkar, jangan selalu nunggu laporan resmi. Lha bagaimana, wong yang lapor saja sering takut, entar malah dikira "mencemarkan nama baik".
Namun terhadap rakyat, terutama dhuafa, dia harus berlaku Lembut, tidak suka memeras, atau membuat aturan yang membuat rakyat gelisah, risau, menderita.
Dia harus punya Empati, tidak cukup hanya simpati, termasuk kepada mereka yang di luar basis massanya, bahkan terhadap mereka yang non muslim sekalipun, apalagi yang dhuafa atau yang terzhalimi.
Dan di atas itu semua, dia wajib Giat bekerja, tentunya kerja dalam arti amal shaleh, yang sesuai hukum-hukum syara'. Giat tidak sekedar karena mengharap harta atau tahta, tapi karena mengharap ridha Allah swt.
Sebagai politisi, CALEG tipe pertama ini akan bermanfaat bagi ummat di mana saja, sekalipun tidak pernah didaftarkan ke KPU, apalagi duduk di parlemen.
Jangan sampai anda jadi CALEG tipe kedua, yaitu:
CALEG = Ceroboh - Angin-anginan - Liar - Enaknya sendiri - Gila
Politisi yang tidak berorientasi kepada syariat Islam, dapat dipastikan akan menjadi caleg tipe kedua ini.
Kalau dia duduk di parlemen, dia akan menjadi legislator yang Ceroboh. Kita melihat banyak sekali undang-undang (UU SDA) atau lembaga (MK, KPK) yang dibuat dengan tergesa-gesa dan terkesan asal memenuhi target. Kilahnya selalu: "toh nanti gampang diamandemen".
Maka, orang-orang seperti ini ucapannya hanya Angin-anginan. Kalau pas cari suara dari massa Islam, mereka berlagak pro-Islam, bahkan pernah melontarkan statement "Islam melarang presiden wanita". Tapi setelah ada kepentingan lain, mereka tak segan menjilat ludahnya sendiri.
Tak heran, politisi semacam ini cukup "Liar". Mereka memeras kanan-kiri. APBN/APBD diperas. Pengusaha juga diperas. Korban penggusuran mau menyampaikan keluhan saja diperas. Apalagi kalau mereka lagi jalan-jalan ke luar negeri. Alasannya "studi banding", tapi sering yang dibandingin hanya "daging" anak orang ...
Dan udah jelas kalau orientasi politisi ini juga "Enaknya sendiri". Egois. Pokoknya dia, keluarganya, kroninya, kelompoknya, OK punya. Yang lain mau kecemplung sumur, mau ketabrak kereta, itu bukan urusannya ... kecuali kalau masih bisa buat promosi ...
Dan kalau tidak mau ikutan "edan" semacam ini, ya siap-siap saja untuk jadi "Gila". Saya bayangkan apa tidak stress itu anggota DPRD yang selalu sendirian menentang keputusan seluruh parlemen, di mana anggota-anggota lain (yang juga dari parpol Islam, atau setidaknya berkonstituen Islam) ikut-ikutan menjarah harta negara. Padahal mengambil milik orang lain seberat zarrah saja bakal diperhitungkan, ini koq malah penjarahan.
Yah, kalau udah gitu, apa anda masih pingin jadi CALEG?
Wassalam
CALEG = Cerdas - Aktif - Lembut - Empati - Giat (bekerja)
Seorang muslim, apalagi mengaku politisi, dituntut untuk mampu bersikap, bertutur kata dan bekerja secara Cerdas. Itu sudah pasti. Kalau nggak cerdas, ya jadi preman aja ...
Kemudian dia harus Aktif mengambil inisiatif dalam hal-hal yang memerlukan amar ma'ruf nahi munkar, jangan selalu nunggu laporan resmi. Lha bagaimana, wong yang lapor saja sering takut, entar malah dikira "mencemarkan nama baik".
Namun terhadap rakyat, terutama dhuafa, dia harus berlaku Lembut, tidak suka memeras, atau membuat aturan yang membuat rakyat gelisah, risau, menderita.
Dia harus punya Empati, tidak cukup hanya simpati, termasuk kepada mereka yang di luar basis massanya, bahkan terhadap mereka yang non muslim sekalipun, apalagi yang dhuafa atau yang terzhalimi.
Dan di atas itu semua, dia wajib Giat bekerja, tentunya kerja dalam arti amal shaleh, yang sesuai hukum-hukum syara'. Giat tidak sekedar karena mengharap harta atau tahta, tapi karena mengharap ridha Allah swt.
Sebagai politisi, CALEG tipe pertama ini akan bermanfaat bagi ummat di mana saja, sekalipun tidak pernah didaftarkan ke KPU, apalagi duduk di parlemen.
Jangan sampai anda jadi CALEG tipe kedua, yaitu:
CALEG = Ceroboh - Angin-anginan - Liar - Enaknya sendiri - Gila
Politisi yang tidak berorientasi kepada syariat Islam, dapat dipastikan akan menjadi caleg tipe kedua ini.
Kalau dia duduk di parlemen, dia akan menjadi legislator yang Ceroboh. Kita melihat banyak sekali undang-undang (UU SDA) atau lembaga (MK, KPK) yang dibuat dengan tergesa-gesa dan terkesan asal memenuhi target. Kilahnya selalu: "toh nanti gampang diamandemen".
Maka, orang-orang seperti ini ucapannya hanya Angin-anginan. Kalau pas cari suara dari massa Islam, mereka berlagak pro-Islam, bahkan pernah melontarkan statement "Islam melarang presiden wanita". Tapi setelah ada kepentingan lain, mereka tak segan menjilat ludahnya sendiri.
Tak heran, politisi semacam ini cukup "Liar". Mereka memeras kanan-kiri. APBN/APBD diperas. Pengusaha juga diperas. Korban penggusuran mau menyampaikan keluhan saja diperas. Apalagi kalau mereka lagi jalan-jalan ke luar negeri. Alasannya "studi banding", tapi sering yang dibandingin hanya "daging" anak orang ...
Dan udah jelas kalau orientasi politisi ini juga "Enaknya sendiri". Egois. Pokoknya dia, keluarganya, kroninya, kelompoknya, OK punya. Yang lain mau kecemplung sumur, mau ketabrak kereta, itu bukan urusannya ... kecuali kalau masih bisa buat promosi ...
Dan kalau tidak mau ikutan "edan" semacam ini, ya siap-siap saja untuk jadi "Gila". Saya bayangkan apa tidak stress itu anggota DPRD yang selalu sendirian menentang keputusan seluruh parlemen, di mana anggota-anggota lain (yang juga dari parpol Islam, atau setidaknya berkonstituen Islam) ikut-ikutan menjarah harta negara. Padahal mengambil milik orang lain seberat zarrah saja bakal diperhitungkan, ini koq malah penjarahan.
Yah, kalau udah gitu, apa anda masih pingin jadi CALEG?
Wassalam
0 komentar:
Posting Komentar